Pandemi COVID-19 tidak dapat disangsikan merupakan sebuah palu godam yang
menggetarkan berbagai sektor dan menyebabkan kelumpuhan ekonomi yang
tidak pernah dibayangkan sebelumnya diberbagai sudut dunia. Hampir
setiap orang didunia terdampak baik langsung maupun tidak langsung.
Semua orang menjalani rutinitas ‘normal’ yang baru, kerja dan belajar
dari rumah digalakkan, perekonomian terhambat, produksi menurun drastis
dan banyak pekerja dirumahkan bahkan mengalami pemutusan kerja.
Namun,
dibalik berbagai berita menyedihkan seputar COVID-19 terselip berbagai
berita positif dari sisi lingkungan hidup. Diberbagai belahan dunia kita
menyadari betapa perbaikan kualitas udara meningkat seiring dengan
turunnya polusi dan emisi gas rumah kaca, foto betapa birunya langit
Jakarta pun sempat menghiasi linimasa berbagai media sosial karena bukan
pemandangan yang lazim beberapa dekade terakhir ini. Namun dapatkah
kita memandang sebagai sebuah anugerah?
Klik senyumnya..dapatkan Bonus & uang gratisnnya..Rahasia menggandakan uang secara halal, benar, terpercaya pasti..
Rahasia Sumber Duit Makmur Berkembang..
klik banner dibawah ini..
Kepala
Program Lingkungan PBB (UNEP), Inger Andersen, telah memperingatkan kita
agar tidak memandang berita baik ini sebagai sebuah anugerah bagi
lingkungan karena bagaimanapun, berbagai berita positif muncul diatas
berita-berita yang penuh dengan kisah menyedihkan dari berbagai penjuru
dunia. Ada baiknya bahwa momen COVID-19 ini dapat kita maknai sebagai
sebuah pelajaran berharga bagi umat manusia. Lalu, pelajaran apa saja
yang dapat kita petik dari Pandemi ini?
*Planet yang sehat adalah Planet dengan penyakit yang lebih sedikit*
Pandemi
COVID-19 patutnya kita jadikan momentum untuk mengubah pola hidup kita
menjadi lebih bersih dan hijau. Hanya dengan perubahan pola hidup
sistemik dalam jangka panjanglah yang mampu menjamin langit kita tetap
terlihat biru, tidak hanya dalam masa pandemik saja. Setiap kebijakan
ekonomi dan pembangunan yang dirancang sebaiknya mampu untuk tetap
memikirkan daya dukung lingkungan dengan cara meningkatkan investasi
disektor energi terbarukan, transportasi publik yang hijau serta
kebijakan pembangunan yang ramah lingkungan.
Dengan
mengambil arah kebijakan yang lebih berpihak pada masa depan lingkungan
yang berkelanjutan, banyak sekali manfaat yang dapat diambil. Bukan
hanya meningkatnya kualitas hidup karena menurunnya emisi, membaiknya
kualitas udara dan juga kualitas lingkungan, namun juga berpotensi dapat
mencegah kerusakan yang lebih parah akibat perubahan iklim semisal
penurunan produksi bahan pangan karena iklim yang tidak menentu atau
semakin bermutasinya berbagai penyakit baru yang sangat berpotensi
menjadi pandemik dimasa depan.
Munculnya
berbagai penyakit baru juga merupakan bagian dari tantangan umat manusia
di masa depan. Kesehatan planet bumi memainkan peran penting dalam
menentukan penyebaran penyakit zoonosis, yaitu penyakit yang berasal
dari patogen yang berpindah dari hewan ke manusia. Maraknya penyakit
zoonosis merupakan harga mahal yang harus dibayar umat manusia akibat
sistem pembangunan ekonomi yang ada tidak atau belum sepenuhnya
berkelanjutan dari sisi kesinambungan lingkungan.
Selama
ini alam tidak diberikan penghormatan yang layak dan diekspoitasi
secara berlebihan. Hutan rimba dirambah secara paksa demi kepentingan
industri, pertambangan dan demi alasan kesejahteraan tanpa
mempertimbangkan keseimbangan alam. Urbanisasi secara massif dan ledakan
penduduk telah membawa manusia semakin dekat dengan habitat berbagai
spesies binatang yang mungkin selama ini tidak familiar.
Alih
guna lahan hutan rimba ini juga mendorong maraknya angka perdagangan
illegal satwa liar. Semua aktifitas manusia tersebut meningkatkan
interaksi antara hewan liar dan manusia serta semakin meningkatkan
kemungkinkan perpindahan virus yang ada di hewan liar ke manusia.
Bahkan, ditengarai sekitar 75 persen penyakit baru dan infeksi yang
mewarnai dunia kesehatan dalam satu abad belakangan ini didominasi oleh
penyakit dan infeksi zoonosis .
*Alam liar harus tetap dibiarkan liar*
Ekspansi
umat manusia di permukaan bumi telah mengubah hampir 75 persen bentuk
permukaan bumi, merampas habitat satwa liar dan menyudutkan
keanekaragaman hayati dan memberikan tekanan massif sehingga membuatnya
semakin kecil. Namun, kita harus menyadari bahwa alam memainkan peran
yang sangat penting bagi kelangsungan hidup kita sendiri: alam
menyediakan oksigen bagi kita, mengatur pola cuaca kita, menyerbuki
tanaman kita, menghasilkan makanan, pakan, dan serat kita, tetapi alam
menghadapi tekanan luar biasa dengan gaya hidup yang kita nikmati saat
ini.
Hal ini diperparah dengan aktifitas
perekonomian manusia yang luar biasa bergantung pada bahan bakar fosil
semisal batu bara dan bahan bakar minyak yang tidak hanya menyebabkan
polusi namun juga pemanasan global dan perubahan iklim. Perubahan
ekstrim terhadap iklim bumi dipadukan dengan cepatnya pertumbuhan
penduduk, perubahan demografi, perubahan lingkungan, dinamika kondisi
sosial dan pesatnya pertumbuhan industri ditengarai oleh Badan Kesehatan
Dunia (World Health Organisation) menjadi berbagai faktor utama yang
menyebabkan mudahnya virus baru bermutasi dan bertransmisi dari hewan ke
manusia. Untuk itu dalam rencana pembangunan, amatlah penting untuk
memberikan alam ruang yang cukup serta penghormatan yang pantas demi
terciptanya keseimbangan antara pembangunan dan stabilitas alam.
Alangkah
bijaknya dengan adanya momentum pandemi COVID-19 ini dapat semakin
menyadarkan kita pentingnya menjaga keseimbangan alam.
*"Hutan yang Liar" haruslah dijaga agar tetap "liar"*
Momen
pasca COVID-19 merupakan saat untuk memulihkan hutan kita, menghentikan
deforestasi, berinvestasi dalam pengelolaan kawasan lindung, dan
mendorong pasar untuk memilih produk-produk yang memiliki label
bersahabat dengan alam dan bebas deforestasi. Rantai perdagangan satwa
liar harus diputus. Umat manusia juga harus belajar kembali makna
sebenarnya dari menjaga kondisi kebersihan dan makna gaya hidup hijau.
*Membangun ‘ekonomi yang berbeda’*
Apabila
umat manusia semakin mahir dalam mengelola alam, semakin baik pula kita
dalam mengelola kesehatan manusia. Inilah sebabnya mengapa kerangka
kerja keanekaragaman hayati pasca-2020 yang disetujui oleh negara-negara
di dunia pada tahun ini sangat penting. Pilar penting dalam rencana
pemulihan pasca- pandemi COVID haruslah dibentuk dalam sebuah kerangka
kerja global yang ambisius, terukur, dan inklusif, karena menjaga
keanenaragaman hayati adalah bagian tidak terpisahkan dari sistem
pendukung kehidupan kita. Terlebih lagi bila kita mengingat bahwa
produksi obat-obatan memiliki ketergantungan besar dari berbagai
tumbuhan dan sumber daya hayati lainnya.
Dan
ketika mesin perekonomian mulai berputar lagi, kita perlu melihat
bagaimana pengelolaan alam yang bijaksana dapat menjadi bagian dari
"ekonomi berbeda". Hal inilah yang harus muncul dan digaungkan, di mana
sektor ekonomi dan keuangan yang lebih hijau akan mampu mendorong
menjamurnya pekerjaan hijau, pertumbuhan hijau dan cara hidup yang lebih
hijau, karena menjaga kesehatan manusia dan kesehatan planet adalah hal
yang serupa dan tidak dapat dipisahkan, dan keduanya dapat berkembang
tanpa harus mengorbankan satu sama lain.
Tentunya
semua pilihan untuk berubah kearah yang lebih baik tidak hanya
bergantung pada pemerintah maupun industri saja. Perubahan perilaku
secara fundamental dari seluruh komponen masyarakat sangat penting
artinya untuk mendorong terjadinya perubahan yang massif disegala
lapisan. Dengan adanya perubahan kearah yang positif dari masyarakat
tentu akan mendorong perubahan ditingkat pemerintah serta industri.
Adanya momen pandemi COVID-19 ini menjadi kesempatan kita untuk berbenah
diri dan lebih memberikan penghormatan yang layak kepada bumi ini.
Mari
kita bersama-sama melawan pandemi ini dan mari kita mengubah pola pikir
dan gaya hidup kita sehingga kita mampu lahir kembali sebagai manusia
yang lebih menghargai dan menghormati alam ini. Cara-cara mudah semisal
memilih produk dalam negeri dibandingkan produk impor untuk mengurangi
jejak karbon, memilih produk yang memiliki sertifikat berkelanjutan
(ISPO, RSPO, SVLK , FSC dll), hingga mengubah perilaku kita dalam
konsumsi energi (menggunakan kendaraan umum dibandingkan kendaraan
pribadi, mengurangi konsumsi listrik) merupakan langkah langkah mudah
yang dapat kita ambil untuk membantu mengurangi tekanan manusia terhadap
alam. Apabila setiap dari kita dapat melakukan berbagai langkah mudah
ini, saya positif bahwa masa depan dimana manusia dan alam dapat
sama-sama meraih kemakmuran tanpa saling merugikan dapat tercapai. Kita
tentunya tidak mau pemandangan langit biru hilang seusai masa pandemik
ini, bukan?
Ari W Adipratomo, MIR
Penulis
adalah Pengamat Isu Perubahan Iklim, - Alumni University of New South
Wales, Sydney-Australia, Sekretaris Persaudaraan Pramuka Garuda Dunia
cabang Indonesia
Solusi Mudah Sehat Sejahtera - Solusi Sehat cegah virus corona (covid-19) Dengan Herbal Alami..